Minggu, 03 April 2011

Tetap Tersenyum, Nesya =)

“Huh, hari ini kena marah lagi! Lama-lama panas nih!” keluhku dalam hati. Eh, kenalkan dulu, deh! Namaku Nisya, aku kelas 8 di SMP Negeri. Hari ini aku kena marah semua orang lagi. Yah... entah mengapa tiap hari aku selalu seperti ini, kadang aku suka putus asa deh buat hidup! Tapi... yah namanya juga manusia. Sayangnya hari ini berbeda dari hari biasa, yap! Aku sendiri dirumah, konflik sama teman ekskul, konflik sama kakak ekskul, ah, pokonya hari ini membuat aku kesal dan menangis. Mana aku dapet sms yang nyepet. Huuh, rasanya ingin memeluk bunda dan bercerita.... tapi bunda sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Dan disini aku tinggal bersama ayahku yang cuek dan kakakku yang galak. Biasanya sih aku curhat sama sahabatku yang tinggal di luar kota, Ardi. Tapi kayaknya dia udah bosen deh sama aku. Habis dia sekarang udah jarang ngehubungin aku lagi. Yasudahlah.
Keesokan harinya di sekolah, tiba-tiba temenku, audia bilang “eh, ada anak-anak datang tuh! Ngapain kamu kesini? Kamu kan anak kecil! Tempat kamu tuh di play group!” kata-kata itu menusuk hati ku, teman sekelas pun tertawa. Tak terasa air mataku membasahi pipi, “eh, ada yang nangis tuh! hahaha” aku pun tak kuasa dan berlari ke kamar kecil, ‘sungguh tega mereka mengataiku, terimakasih tuhan engkau telah memberikan teman yang jahat seperti mereka’. Aku menangis hingga upacara bendera selesai. Setelah itu, aku memojokkan diri dikelas karena teman sebangkukupun memusuhiku. Mungkin semua sedang tidak membutuhkanku. Aku kesal sejadi-jadinya. Hingga aku berniat untuk membunuh diri menyusul bunda. Saat bel pulang biasanya aku langsung ke ruang ekskul. Tapi kali ini aku akan melakukan niatku. Aku mngeluarkan cutter yang tiap hari aku bawa di kotak pensilku. Aku masuk ke kamar mandi yang katanya angker dan tak ada yang berani masuk. Tiba-tiba....
‘Nisya, maaf ya selama ini aku ngga ngasih kabar. Hapeku error dan baru bener sekarang. Gimana kabarnya nih? Aku kangen curhatan kamu...’
Setelah aku membaca itu, tiba-tiba aku menjatuhkan cutter ku dan berlari ke luar kamar mandi itu. Entah mengapa, hati aku tenang. Mungkin aku merasa masih diperhatikan walau cuman seseorang. Tapi sayang, sebelumnya cutter itu sudah sedikit melukaiku. Dan aku baru merasakan sakit ketika menuruni tangga. Ya terpaksa aku meminta plester ke uks dan ditanya-tanya oleh petugas disana.
Yah setelah dirumah aku membalas pesan dari Ardi. Entah mengapa aku merasa lega setelah menceritakannya. ‘huft... untunglah masih ada orang yang mau mendengarkanku’ ucapku dalam hati. Aku terkesan oleh sikap Ardi. Aku bertemu Ardi pada saat acara ekskulku memiliki acara bertemu anggota ekskul dari sekolah lain. Aku pada saat itu tak sengaja didorong dan ditarik oleh Ardi. Tapi, aku seperti sempat mengenalnya dahulu. Tapi, makin lama makin sering aku dan Ardi bertemu. Ya kami mulai bertukar nomer hp dan saling bercerita. Mungkin dia adalah orang yang pertama mau mendengarkan dan mengerti aku.
Beberapa hari ini aku mulai terbiasa dengan sikap teman-temanku. Aku pun mulai terbiasa dengan ocehan Audi dan yang lainnya. Mungkin kini aku lebih banyak bercerita pada Ardi. Yah aku mulai menerima dia sebagai tempat curhatanku. Kalau di membocorkannya pada temannya, toh mereka tak kenal aku.
Entah mengapa, ejekan dan hinaan Audi hilang. Ardi pun tak ada kabarnya kembali. Aku serasa hampa. Ternyata Audi sudah bosan mengejekku dan ingin menjadi temanku. Disusul temanku yang lainnya. Sungguh, pada saat itu aku sangat bahagia. Tapi, Ardi tetap tidak mengabariku walau aku mengirimi pesan pada Ardi.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tak terasa 8 bulan sudah aku lewati. Aku senang sekarang memiliki banyak teman. Aku mulai menerima ekskulku kembali. Tiba-tiba ada kejadian yang membuatku tersentak, Ardi dikabarkan sudah pergi dari dunia ini 8 Bulan yang lalu. Tepat pada saat ejekan Audi hilang. Aku meresa sedih dan kecewa pada diriku sendiri. Tapi ketika ku bersedih, aku mengingat kembali pesan terakhir ardi untukku:
‘Nesya,kamu harus tetap tegar dan semangat walau dalam keadaan apapun, kamu mungkin senang bercerita kepadaku. Tapi kadang aku ingin kamu selalu tersenyum. Kalo ada masalah jangan segan-segan cerita padaku ya!’
Tuhan, kini aku mengerti mengapa engkau menemukankku dengan Ardi, dia menjadi motivasiku untuk tetap hidup. Tuhan, terimakasih engkau telah menemukankku dengan lelaki yang bisa mendengarkan hati perempuan dan selalu mendengarkan perempuan. Terimakasih Ardi, kini aku bahagia karena mu. ‘tak ada manusia yang sempurna, kalau kamu selalu tertimpa musibah sepertiku, kamu bisa cerita ke setiap orang yang kamu percayai... sekarang, aku, Nesya harus tetap tersenyum untuk Ardi dan langit di bumi ini ’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar