Jumat, 12 September 2014

Karena Hujan (Cerpen)

Anyeonghaseooooo oke, udah lama ga nge-Blogging nih jadi kangen *tapiboong. Sekarang blog udah kalah sama medosos-medsos.. hiks hiks. Dalam rangka nge-post lagi dan sekarang sibuk T^T ada sepenggal kisah yang kusimpan di draft.. *ciyee*
Hujan turun dengan semangat. Kulihat tetesan air yang turun satu per satu ke muka bumi ini dari balik kaca. Membasahi kota Bandung yang beberapa hari ini panasnya gak karuan. Menyejukkan panasnya kota Paris van Java. *** “Aduh, aku lupa bawa payung lagi. Mama pasti marah” Sedia payung tidak hujan, tidak bawa payung hujan turun dengan derasnya. Ya, itulah yang sering terjadi padaku. I think i’m unlucky girl in this world. Akhirnya kuputuskan untuk menerobos hujan ini. 1.... 2... “ADUH!” tiba-tiba ada yang menarikku, dan dia sukses membuatku hampir terjatuh. “Heh, jangan hujan-hujanan Kamu!”. Reflek, aku menoleh kebelakang. Sial, ternyata dia lagi. “Kamu mau sakit, ya? Hujan sederas ini mau diterobos” gerutunya. “Hn.. aku nggak bawa payung lagi, he he he.. ” ucapku sambil tersenyum simpul. “Apa kamu cengengesan? Payung juga nggak berat kali. Bawa dong tiap hari” cibirnya. Kurasa dia seperti kakak yang memarahi adiknya. “Berat tau! Ha... yasudahlah, iya aku nunggu hujan reda” aku kalah lagi dalam debat ini. “Salah sendiri pulang telat. Bandel banget sih, Kamu!” “Liat aja sendiri, aku harus nerobos hujan gitu?” Bete. Kesal. Rasanya aku muak dengan cowok ini. “Eh, daripada kamu nungguin hujan reda sendirian... Mau bareng, nggak? Aku bawa jas hujan kok” Tawarnya. Sontak, sikapnya yang tiba-tiba baik ini membuat aku kaget “Lo serius? Atau cuman mau mainin perasaan aja, nih?”